Kamis, 10 Mei 2012

SMK - Sebuah Kasus

Fenomena SMK yang sedang naik daun dan diburu banyak orang pada saat ini memang sedang marak, pada kenyataannya juga banyak diiringi langkah - langkah kongkrit dari SMK itu sendiri dalam mewujudkan eksistensinya.Jika kita menyimak model tersebut, kita ambil contoh : Ketika trend pembuatan mobil dimulai oleh SMK di Solo yang terkenal dengan mobil ESEMKA-nya maka banyak sekali SMK yang berlomba - lomba membuat mobil. Permasalahannya adalah harusnya bukanlah sebuah trend akhirnya menjadi "kelatahan" sesaat dalam menyikapi semua itu namun adalah sebuah etos kerja yang harusnya menjadi kultur kreatifitas yang bisa diciptakan di SMK. Menurut pengamatan kami ada SMK dengan kriteria - kriteria tertentu : 1.SMK Tahap Awal : Biasanya masih berkutat dengan status, tapi bermasalah dengan kultur belajar, mereka sibuk mengikuti lomba kesana - kemari untuk sekedar diakui oleh masyarakat dan agak sedikit mengabaikan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar),2.SMK Tahap Menengah : Biasanya mereka sudah sedikit punya nama,semangat belajar sudah lumayan, KBM sudah lumayan bagus, skill lumayan, kegiatan eksis,tapi masih terkadang sedikit bermasalah dengan kedisiplinan,3.SMK Tahap Maju : rata - rata sudah RSBI atau SBI,etos belajar dan disiplin yang tinggi, menguasai IPTEK dan good skill. Adapun krisis skill pun melanda para civitas academica di masing-masing tingkatan tersebut, misal : guru - guru yang berada di tingkatan SMK Tahap Menengah akan susah masuk kedalam SMK Tahap Awal sebab kulturnya sudah berbeda dan pada akhirnya berada pada suatu masalah susah beradaptasi, namun hal itu wajar karena guru yang bersangkutan tentu akan bersikap selangkah lebih maju. Pada sisi lain yang diajak maju pun pasti berbenturan dengan kultur tersebut sehingga pasti tidak bisa dihindarkan perbedaan itu. Bagi yang bersangkutan mungkin solusi paling tepat adalah saling memahami dan belajar lebih sabar lagi dalam menyikapi semua itu.