Berbicara tentang wirausaha hal itu tidak lepas
dari namanya ilmu kewirausahaan yang berarti
Kewirausahaan (
Inggris:
Entrepreneurship)
atau
Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan
membawa visi ke dalam kehidupan.
Visi tersebut bisa
berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu.Hasil
akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada
kondisi risiko atau ketidakpastian (Wikipedia)
Wirausaha yang diajarkan di Sekolah Menengah
Atas/Kejuruan selama ini adalah berdasarkan ilmu wirausaha murni berdasarkan
kaidah – kaidah unsur – unsur kewirausahaan.Menilik trend yang berkembang saat
ini dimana banyak pondok – pondok pesantren yang sudah mempunyai sekolah
sendiri visi – misinya pun yang tak lepas dari basis pesantren sehingga
harusnya muatan materinya adalah lebih kearah kaidah – kaidah keislaman
Keuletan, pantang menyerah, tidak putus asa
adalah materi yang mutlak diajarkan dalam ilmu kewirausahaan yang mutlak agar siswa-siswi
bisa menjadi wirausahawan yang handal nantinya setelah lulus dari sekolah jika
lapangan kerja sudah tidak menjawab kebutuhan lulusan.Basis wirausaha syariah(islam)seharusnya
mulai dikembangkan dari sekarang selain tuntutan dari pondok pesantren sebagai”holding
company”sekolahnya maka basis pesantren tidak boleh ditinggalkan. Pada sisi
lain ada satu ilmu yang diajarkan sebagai wirausaha handal dari sisi kejujuran,dimana ilmu kejujuran dalam hal ini
memiliki 2 fungsi yaitu : 1.Mengikuti jejak Rasulullah SAW sebagai wirausaha
yang handal karena kejujurannya,2.Maraknya korupsi sampai ke akar-akarnya
dengan berbagai bentuk komponen yang telah menggejala parah dan mengindikasikan
banyak pengusaha yang koruptor,maka kejujuran menjadi sangat penting membina
para siswa – siswi/calon wirausaha handal untuk membangun mental wirausaha yang
lebih tangguh lagi
Mengutip pernyataan Prof. Afzalul Rahman dalam buku Muhammad A Trader, mengungkapkan:
“Muhammad did his dealing honestly and fairly and never gave his customers
to complain. He always kept his promise and delivered on time the goods of
quality mutually agreed between the parties. He always showed a gread sense of
responsibility and integrity in dealing with other people”. Bahkan dia
mengatakan: “His reputation as an honest and truthful trader was well
established while he was still in his early youth”.
“Nabi Muhammad adalah seorang pedagang yang jujur dan adil
dalam membuat perjanjian bisnis. Ia tidak pernah membuat para pelanggannya
komplain. Dia sering menjaga janjinya dan menyerahkan barang-barang yang
di pesan dengan tepat waktu. Dia senantiasa menunjukkan rasa tanggung
jawab yang besar dan integritas yang tinggi dengan siapapun. Reputasinya
sebagai seorang pedagang yang jujur dan benar telah dikenal luas sejak beliau
berusia muda”
Penjelasannya adalah bahwa Rasulullah SAW hanya bermodal kejujuran bisa
menjadi pedagang yang mempunyai reputasi yang luar biasa. Pada kesimpulannya
bahwa jika para siswa-siswi dari awal sudah mendapat ilmu kejujuran maka tak
heran juga bisa mengikuti jejak langkah Rasulullah SAW dan menjadi pengusaha
yang jujur dan tidak korupsi, sungguh indah generasi bangsa kita dan tentunya
kasus korupsi yang sedang marak bisa sedikit berkurang..amin..(Sigit Panggah P.-Pengamat-Praktisi-Staf
Pengajar Kewirausahaan)